Skip to main content

Featured

Daftar Singkatan Diagnosis Penyakit

Keterangan     : Bold  : Leadterm                           [ .... ]   : Kode diagnosis source : unsplash BPH     : Benign Prostat Hyperplasia CPAP   : Continous Possitive Airways Pressure DFKA : Dermatitis Foto Kontak Alergi DKA     : Dermatitis Kontak Allergic DKI       : Dermatitis Kontak Iritant DKP     : Disproportion Kepala Panggul (Cephaly Pelvic) [O33.9] DLE      : Diskoid Lupus Erythematosus DS        : Dermatitis Seborend EFD      : Executive Function Disorder EPS      : Extrapyramidal Syndrome FTD      : Frontotemporal Dementia GAD     : General Anxiety Dissorder GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ( Disorder ) [F90.0] GTCS   : Generalized Tonic Clonic Seizure HPI       : Hiperpigmentation Pasca Inflamasi IMV      : Intermittent Mandatory Ventilation LTG      : Low Tension Glaucoma [H40.1] MG       : Myasthenia Gravis [G70.0] MOP    : Metode Operasi Pria ( Sterilization ) MOW   : Metod

Musik tradisional

source : flickr
A.   
Musik Tradisional Jawa
    1.     Sejarah
    Musik Tradisional Jawa banyak mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab Musik Tradisional Jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotetis, sarjana J.L.A. Brandes (1889) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan.
                                Menurut sejarahnya, Gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang. Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam perkembangannya juga mengalami perubahan-perubahan. Perubahan terjadi pada cara pembuatanya, sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini, siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk dalam kategori pusaka.

2.      Jenis-Jenis
a)      Campursari
Campursari pertama kali dipopulerkan oleh Manthous dengan memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir dekade 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar". Kemudian secara pesat masuk unsur-unsur baru seperti langgam Jawa (keroncong) serta akhirnya dangdut. Pada dekade 2000-an telah dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran gamelan dan keroncong (misalnya Kena Goda dari Nurhana), campuran gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut (congdot, populer dari lagu-lagu Didi Kempot).
b)     Langgam Jawa
Langgam Jawa merupakan bentuk adaptasi musik keroncong ke dalam idiom musik tradisional Jawa, khususnya gamelan. Genre ini masih dapat digolongkan sebagai keroncong. Tokoh-tokoh musik ini di antaranya Andjar Any, Gesang, dan Ki Narto Sabdo. Penyanyi yang dapat disebut legendaris dari genre musik ini adalah Waljinah.
Beberapa lagu langgam Jawa sangat popular dan dikenal hampir setiap orang di wilayah berbahasa Jawa, seperti :
§ Gambang Suling (ciptaan Ki Narto Sabdo)
§ Yen Ing Tawang (ciptaan Andjar Any)
§ Caping Gunung (ciptaan Gesang, 1973)
§ Jenang Gula (ciptaan Andjar Any)
§ Jangkrik Genggong (ciptaan Andjar Any)
§ Pamitan (ciptaan Gesang)
§ Aja Lamis (ciptaan Gesang).
Saat ini langgam Jawa mengalami kebangkitan kembali dalam bentuk campursari.
c)      Tembang Jawa
Tembang Jawa merupakan tembang yang berasal dari jawa. Tembang Jawa yang biasanya dipakai adalah tembang macapat. Setiap bait tembang mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu
3.      Tokoh yang Mempopulerkan
a)      Andjar Any
·           Lahir di Ponorogo, 3 Maret 1936 – meninggal di Surakarta, 13 November 2008 pada umur 72 tahun.
·           Pencipta lagu langgam Jawa, sastrawan (terutama sastra Jawa modern, spt cerkak, geguritan), wartawan, dan kritikus seni asal Surakarta.
·           Karya: Jangkrik Gènggong, Yèn ing Tawang Ana Lintang, Nyidam Sari, serta Taman Jurug.
b)     Gesang Martohartono
·           Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun.
·           Penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia."
·           Karya: Bengawan Solo, Jembatan Merah, Pamitan, Caping Gunung, Ali-ali, dll.
c)      Ki Nartosabdo
·           Lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun.
·           Seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia
·           Karya: Dasa Griwa, Mustakaweni, Ismaya Maneges, Gatutkaca Sungging, Gatutkaca Wisuda, Arjuna Cinoba, Kresna Apus, dan Begawan Sendang Garba, serta 319 lagu-lagunya (Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Prahu Layar).
d)     Waldjinah
·           Lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1945.
·           Penyanyi Indonesia. Ia penyanyi spesialisasi keroncong - Jawa yang dikenal dengan julukan "Ratu keroncong", yang mengawali karier sejak menjadi juara I Bintang Radio Indonesia tahun 1965.
·           Karya: Album Ngelam-Lami, Djula-Djuli, The Legend Waldjinah Walang Kekek, Emas Keroncong Waldjinah, dan lagu jawa lain yang dinyanyikannya.
4.      Alat Musik Khas
a)      Gamelan
Gamelan terdiri atas beberapa kelengkapan seperti: gong, gendang, bonang,gambang, dan rebab. Gamelan terdapat terutama di Pulau Jawa dan Bali. Di Jawa Barat disebut Degung. Di Jawa Tengah dan di Jawa Timur disebut Klenenengan dan di Bali disebut Gamelan.
b)     Gong
Gong terbuat dari logam pipih dengan benjolan di tengahnya. alat musik ini terdapat di daerah Jawa, Bali, dan daerah bagian lainnya.
c)      Gendang
Gendang terbuat dari kulit Binatang yang di regangkan pada kayu berupa taung sebagai kotak resonansi ( untuk mendapatkan efek gaung ). Gendang terdapat di daerah Jawa, Bali dan daerah Indonesia lainnya.
d)     Bonang
Bonang berupa jajaran Gong kecil dengan benjolan di tengahnya dan berada pada kotak resonansi. Bonang terdapat di daerah Jawa,Bali, dan daerah Indonesa lainnya.
e)      Gambang
Berupa jajaran bilah-bilah kayu berada pada kotak resonansi. Terdapat di daerah Jawa, Bali, dan daerah Indonesia lainnya.
f)       Saron
Saron adalah alat musik sejenis Gambang dengan bilah-bilah dari kuningan, besi, atau perunggu. Saron terdapat di Jawa dan Bali.
g)      Sronen
Sronen  adalah semacam terompet yang terdapat di Jawa Timur, juga terdapat jenis yang serupa di Jawa Barat dengan nama Tarompet, di Sumatra dikenal dengan nama Serunai, di Sulawesi Selatan dengan nama Puwi-puwi.
h)     Celempung/siter
Siter adalah sejenis kecapi dengan jajaran dawai, memakai tabung resonasi yang bertumpu pada kaki penunjang. Alat musik ini terdapat Di Pulau Jawa.
B.   Musik Tradisional Sunda
1.      Sejarah
Musik Tradisional Sunda merupakan salah satu produk kebudayaan dari pengalaman rakyat Sunda yang dikembangkan oleh musisi suku Sunda untuk menceritakan sekaligus mengingat kebudayaan yang ada si daerah Sunda.
Secara historis, menurut Edwin Juriens, kelahiran musik tradisional Sunda diawali oleh seniman Bandung “Nada Kantjana” pada tahun 1950-an. Beliau adalah pelopor pengombinasian lirik Sunda dengan instrumen-instrumen musik tradisional Barat. Setelah itu, penciptaan musik tradisional Sunda diteruskan Mang Koko.
Musik Tradisional Sunda merupakan salah satu jasa dari Koko Koswara (Mang Koko) yang membentuk beberapa musisi tradisional Sunda yang meramaikan jagat musik Nusantara, diantaranya Nano S.
Nano S menggabungkan degung kawih dan instrumen musik Barat (diatonik) agar seni Sunda tetap lestari, sekaligus menjadi daya tarik untuk generasi muda agar tetap melestarikan musik sunda.
Sekarang, dengan perkembangan zaman yang terjadi, lahir musisi muda independen yang menggunakan nada-nada Sunda dengan nada rock, tradisional, hip hop, rap, dan sebagainya. Pelestarian warisan Fenomena tersebut merupakan wujud dari keikutsertaan generasi muda yang mempunyai kreativitas budaya.
2.      Jenis-Jenis
a)      Tarling
Tarling adalah musik sunda. Tarling diambil dari singkatan gitar dan suling yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang berciri khas sunda. Gitar dan suling merupakan dua alat musik  dominan yang dipakai pada kesenian ini. Penemu tarling  adalah Jon Jayana.
b)     Degung
Degung adalah seperangkat musik gamelan yang mempunyai fungsi tertentu dalam musiknya. mDahulu, gamelan degung berfungsi untuk mengiringi gending karesmen, dan acara adat yang berhubungan dengan nyanyian sunda. Sekarang, gamelan degung sering digunakan untuk hiburan khususnya sendratari (pementasan drama+tari).
c)      Gending Ganjuran
Gending ganjuran adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjur. Musik ini digunakan untuk sarana hiburan para bangsawan Sunda. Nyanyiannnya diiringi dengan kecapi, suling, dan rebab.
3.      Tokoh yang Mempopulerkan
a)      Raden Machyar Koesoemadinata (Jawa Barat)
     Pada tahun 1923 (masih di bangku sekolah) beliau memberi nama nada-nada alat musik tradisional Sunda berupa da, mi, na, ti, la sehingga musik Sunda dapat dikembangkan dan dipelajari daerah lain. Beliau menulis buku teori yang berjudul ‘Elmuning Kawih Sunda’ yang berisi tentang ilmu musik Sunda.
b)      Koko Koeswara/ Mang Koko
Beliau membentuk nada musik tradisional Sunda berupa da, mi, na, ti, ke tangga nada pelog dalam tiga nada dasar. Selain itu menciptakan lagu Sunda diantaranya Sekar Gending.
c)      Daeng Soetigna (Jawa Barat)
Daeng Soetigna adalah penemu alat musik angklung. Pada tahun 1938 beliau telah mengubah tangga nada pentatonis pada alat musik angklung menjadi diatonis sehingga angklung dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun manca negara.
d)     Ki Narto Sabdo
Beliau adalah seorang dalang. Tapi beliau adalah tokoh seniman musik gamelan yang banyak menciptakan lagu-lagu dolanan dengan bergai versi baik Sunda.
4.      Alat Musik Khas
a)      Calung
b)     Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
c)      Arumba
Arumba (alunan rumpun bambu) adalah alat musik yang terbuat dari dahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.
d)     Gendang
Gendang adalah alat bunyian yang dibuat dari kulit binatang seperti kerbau, kambing atau lembu. Cara memainkannya adalah di tabuh (dipukul dengan telapak tangan).
e)      Kecapi
Kecapi adalah alat musik petik. Terdapat dua jenis kecapi dilihat dari fungsi dan bentuk yaitu kecapi siter dan kecapi parahu (Kecapi Indung). Namun, yang digunakan untuk mengiringi tembang asunda adalah kecapi perahu (kecapi Indung).
f)       Suling
Suling adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Dilihat dari ukuran dan jumlah lubang nada suling dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu suling yang berjumlah lubang suara 4 yang disebut suling degung dan suling yang berjumlah lubang nada 6 yang biasa disebut suling kawih.
C.   Musik Tradisional Betawi
1.      Sejarah
Sejarah Musik Betawi Gambang Kromong
Awalnya dipengaruhi oleh beberapa unsur dari musik cina, yaitu dengan digunakannya alat musik gesek berupa Kongahyan, Tehyan dan Skong. Awal mula terbentuknya musik gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong.
Sejarah Musik Betawi Tanjidor
Sejarah musik betawi tanjidor diduga berasal dari Portugis yang datang ke betawi di abad ke 14 sampai 16. Dalam bahasa portugis terdapat kata Tanger yang artinya memainkan alat musik. Sejarawan asal Belanda yang bernama Dr. F. De Haan berpendapat musik tanjidor berasal dari orkes para budak pada masa kompeni.
 Disaat perbudakan dihapuskan di tahun 1860, para pemain musik yang semula memainkan musik sebagai budak, kemudian mereka membentuk perkumpulan musik yang dinamakan Tanjidor.
Sejarah Musik Betawi Orkes Samrah
Sejarah musik betawi orkes samrah merupakan bentuk kesenian hasil akulturasi dengan bangsa melayu. Lagu-lagu yang biasanya dibawakan dalam orkes samrah adalah lagu-lagu betawi tempo dulu seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua dan lain-lain. Orkes samrah biasanya juga dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu khas betawi seperti Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain.
2.      Jenis-Jenis
a)      Gambang Kromong
b)     Tanjidor
c)      Orkes Samrah
3.      Tokoh yang Mempopulerkan
a)      Ismail Marzuki
Ismail Marzuki (lahir di Kwitang, Senen, Batavia, 11 Mei 1914 – meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, 25 Mei 1958 pada umur 44 tahun) adalah salah seorang komponis besar Indonesia. Namanya sekarang diabadikan sebagai suatu pusat seni di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasanSalemba, Jakarta Pusat.
b)     Benyamin Sueb
Benyamin Sueb (lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939 – meninggal di Jakarta,  5 September 1995 pada umur 56 tahun) adalah pemeran, pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
4.      Alat Musik Khas
a)      Gambang
Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul.
b)     Kromong
Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nada yang digunakan dalam gambang kromong adalah tangga nada pentatonik Cina, yang sering disebut salendro Cina atau salendro mandalungan.
c)      Techyan
Tehyan merupakan alat musik gesek berbentuk panjang dengan bagian bawah yang agak melebar. Tangga nada dalam alat musik Tehyan yang diatonis, dalam permainannya lebih mengandalkan feeling atau perasaan. Itulah yang membuat alat musik ini berbeda. Tehyan adalah salah satu alat musik Betawi hasil perpaduan kebudayaan Tionghoa yang masih tersisa.
d)     Tanjidor
Tanjidor adalah alat musik yang namanya lahir pada masa penjajahan Hindia Belanda di Betawi (Jakarta). Kata "tanjidor" berasal dari kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang berarti "alat-alat musik berdawai (stringed instruments)". Tetapi dalam kenyataannya, nama Tanjidor tidak sesuai lagi dengan istilah asli dari Portugis itu. Namun yang masih sama adalah sistem musik (tonesystem) dari tangedor, yakni sistem diatonik atau duabelas nada berjarak sama rata (twelve equally spaced tones).
D.   Musik Tradisional Melayu
1.      Sejarah
Musik Melayu adalah musik tradisional yang khas di Wilayah Pantai Timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia, di mana didominasi permainan rebana, petikan gambus, pukulan gong, dan alunan serunai. Gaya ini dapat dijumpai di Riau, Palembang, Deli, Aceh, Singapura, hingga Malaysia.
                                Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.
Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik Gambus dan bermain Musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dsb.
                                Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas Orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
                                Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.
2.      Jenis-Jenis
v  Menurut Fadlin :
1.        Rentak senandung, yaitu dengan metrik 4/4, dalam satu siklus terdapat delapan ketukan, biasanya dengan irama lambat dan lagu bersifat sedih. Contoh lagu adalah Kuala DeliLaila Manja.
2.       Rentak mak inang, yaitu dengan metrik 2/4, tempo lagu sedang, biasanya lagu bertemakan kasih sayang atau persahabatan. Contoh lagu adalah Mak Inang Pulau KampaMak Inang StanggiPautan Hati.
3.       Rentak lagu dua, yaitu dengan metrik 6/8, sifatnya riang dan gembira, bersifat joget, tempo agak cepat, sangat digemari orang Melayu. Contoh lagu Tanjung KatungHitam ManisSelayang Pandang.
v  Menurut Daryudi
1.    Rentak Langgam, metrik 4/4 dengan kecepatan Andante, contoh lagu Makan SirihKuala DeliPatah Hati.
2.    Rentak Inang, metrik 4/4 dengan kecepatan Moderato, sejenis Rumba, contoh lagu Mak Inang Pulau KampaiMak Inang LenggangMak Inang Selendang. Seperti diketahui bahwa Inang dalam kerajaan berarti Dayang-dayang.
3.    Rentak Joget, metrik 2/4, jadi cepat seperti Allegro. Contoh lagu Tanjung KatungSelayang Pandan.
4.    Rentak Zapin, metrik 6/8, dengan kecepatan Moderto, dan istilah Zapin diambil dari bahasa Arab yang berarti derap kaki, disini petikan gambus sangat menonjol. Contoh lagu Zapin Sri GadingZapin Sayang Serawak
3.      Tokoh yang Mempopulerkan
1)      Husein Bawafie 
Husein Bawafie adalah seniman dan sekaligus salah satu tokoh pembaharu musik Melayu atau dangdut Indonesia. Dari karya-karyanya, ia mengubah watak lagu-lagu Melayu Deli menjadi musik Melayu yang lebih dinamis dan struktur lirik dan lagu yang lebih bebas (tidak lagi berpantun). Ia merupakan pemimpin Orkes Melayu Chandralela, yang memunculkan Ellya Khadam dan Elvy Sukaesih. Dari tangannya telah tercipta lebih dari 200 lagu.
2)      Muhammad Mashabi 
Merupakan salah satu penulis lagu dan penyanyi musik Melayu pada masa 1950-an dan 1960-an di Indonesia. Bersama-sama dengan H. Bawafie dan Munif Bahaswan, ia merombak gaya musik Orkes Melayu Deli dengan mengganti beberapa instrumen dan struktur lirik dan lagu. Bila sebelumnya lagu-lagu Melayu Deli berisikan pantun, pada masa mereka musik Melayu mulai memasukkan tema-tema percintaan. Penggunaan gong pun mulai ditinggalkan.
Tempo lagu lebih cepat. Perubahan yang dilakukan merintis bentuk dangdut modern seperti yang dikenal sekarang. M. Mashabi pernah berkolaborasi dengan Ellya, Si Boneka dari India, dan Johana Satar. Beberapa lagu ciptaannya yang menjadi abadi dapat disebutkan Renungkanlah, Harapan Hampa, Hilng Tak Berkesan, Kecewa (dipopulerkan kembali oleh Iis Dahlia), dan Keluhan Anak Tiri (lebih dikenal dengan judul Ratapan Anak Tiri, judul film yang menggunakan lagu ini sebagai soundtracknya). M. Mashabi wafat pada usia muda.
3)      Tengku Amir Hamzah
Yang bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera (lahir di Tanjung Pura, Langkat,Sumatera Timur, 28 Februari 1911 – meninggal di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru. Ia lahir dalam lingkungan keluarga bangsawan Melayu (Kesultanan Langkat) dan banyak berkecimpung dalam alam sastra dan kebudayaan Melayu.
4)      Said Effendi
Said Effendi (lahir di Besuki, 25 Agustus 1925 – meninggal di Jakarta, 11 April 1983 pada umur 57 tahun) adalah seniman musik Melayu pada era 1950-an sampai 1970-an. Ia memopulerkan lagu Seroja yang populer hingga ke Malaysia. Lewat lagu Bahtera Laju, Said Effendi menempatkan diri sebagai pelantun irama Melayu nomor wahid negeri ini. Ia menyingkirkan popularitas P. Ramlee.
Semua penghargaan yang diterimanya adalah anumerta (post-humous), mulai dari Anugerah Dangdut TPI (1998), Persatuan Wartawan Indonesia, Anugerah Seni dari PT Variapop, Nugraha Bhakti Musik Indonesia (2004), dan dari Parfi dan Persatuan Seniman Malaysia (2006).
4.      Alat Musik Khas
1)      Rebana Ubi
Alat musik ini sangat terkenal sejak zaman kerajaan Melayu Kuno. Rebana ubi sering digunakan saat upacara pernikahan.Selain itu Rebana ubi juga digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu.
2)      Kompang
Merupakan alat musik Melayu yang paling populer saat ini, kompang banyak digunakan dalam berbagai acara-acara sosial seperti pawai hari kemerdekaan. Selain itu alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi lagu gambus. Kompang memiliki kemiripan dengan rebana tetapi tanpa cakram logam gemerincing di sekelilingnya.
3)      Sape 
Seruling tradisional masyarakat Melayu. Alat musik dibuat dengan bambu panjang yang dilubangi sehingga menghasilkan nada yang indah. Alat musik ini dapat dimainkan dengan cara ditiup. Sape digunakan untuk melengkapi musik tarian tradisional Melayu. Selain itu, sape juga digunakan sebagai pelengkap musik pengiring dari lagu tradisional Melayu. Sampai saat ini alat musik ini masih sering digunakan. Salah satunya adalah untuk mengirinya musik dangdut (perkembangan dari musik Melayu).
4)      Gambus 
Alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Riau.Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja. Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan.
Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak diundang di pesta sunatan dan perkawinan.
Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya bisa doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech Albar, bapaknya Ahmad Albar, dan yang terkenal orkes gambus El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.
5)      Gendang 
Instrumen Riau yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebutkendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung.
Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu: kendhang kosek.Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya
6)      Marwas
Adalah sebuah gendang berukuran lebih kecil dari gendang biasanya, terbuat dari kulit kambing, kayu cempedak, dan rotan. Marwas termasuk alat dalam tarian musik zapin. Dalam musik zapin, marwas berfungsi menjaga kestabilan intro dan melahirkan harmoni musikal.
E.    Musik Tradisional Bali
1.      Sejarah
2.      Jenis-Jenis
3.      Tokoh yang Mempopulerkan
4.      Alat Musik Khas
F.    Musik Tradisional Maluku
1.      Sejarah
Masyarakat Maluku mempunyai oleh suara yang cukup menonjol. Hal tersebut dikarenakan wilayahnya yang mempunyai pantai dimana dengan sendirinya mempunyai gelombang sehingga mempengaruhinya untuk memberikan suasana selalu riang. Hal ini membangkitkan para seniman Maluku untuk menciptakan karya seni yang tinggi mutunya.
Beberapa lagu Maluku yang terkenal dan sudah menjadi milik nasional antara lain, Kota Ambon, Mama Bakar Sagu, Ouw Ulate, Lembe-Lembe, Ole Sioh, Saureka-saureka, Amarlolin, Borero, Banda Neira, Sayang Kane dan sebagainya. ‘Dengan lagu kami menghibur, dengan lagu kami berdendang,’ menjadi motto Jujaro Mungare Ambon, sehingga menjadi potensi pariwisata yang cukup diandalkan.
2.      Jenis-Jenis
a)      Musik Bambu Tiup
Pertunjukan musik bambu tiup merupakan hiburan umum bagi masyarakat Halmahera Utara yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik bambu tiup terbuat dari bambu dan dibawakan oleh sekelompok pemain musik yang terdiri dari 20-30 orang. Berbeda dengan musik bambu hitadi, musik bambu tiup tidak membutuhkan penyanyi dan dapat dikolaborasikan dengan alat musik lain seperti seruling.
b)     Musik Yangere
Merupakan musik tradisional masyarakat Halmahera Utara. Musik ini dimainkan secara kelompok dengan menggunakan alat musik tradisional kaste (bass tradisional) dan jup (gitar berukuran kecil). Oleh masyarakat setempat musik Yangere biasanya dimainkan dalam rangka menyambut event tertentu dengan cara membawanya berkeliling dari rumah ke rumah.
c)      Musik Bambu Hitadi
Musik Bambu Hitadi dibuat dari bambu dengan menggunakan pengaturan nada musik berdasarkan nada-nada yang dibutuhkan pada lagu yang diiringi. Musik Bambu Hitadi merupakan musik tradisional yang hanya terdapat di Halmahera Utara dengan pemain dan penyanyi berjumlah 15 orang.
3.      Tokoh yang Mempopulerkan
a)      Zeth Lekatompessy
Zeth Lekatompessy adalah penyanyi legendaris asal Ambon, Maluku. Lagu-lagu yang liriknya mengangkat soal persaudaraan masyarakat Maluku dinyanyikannya, seperti ”Gandong” dan ”Maluku Tanah Pusaka”. Melalui lagu-lagu itu, pesan perdamaian disampaikannya kepada masyarakat. Totalitas menyanyi Opa Zeth sejak kecil hingga kini pun mengantarkan dia meraih penghargaan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2008 sebagai penyanyi legendaris Maluku.
b)     Daniel Sahuleka
Daniel Sahuleka adalah penyanyi Belanda berdarah Ambon. Lahir di Semarang pada tanggal 6 Desember 1950. Pada 2004, ia menerbitkan sebuah album baru yang antara lain berisi Berdendang, yang kuat diwarnai oleh nada dari tanah leluhurnya, Maluku. Beberapa lagunya yang terkenal di Indonesia, antara lain: You Make My World So Colorful.
4.      Alat Musik Khas
a)      Tifa
Adalah alat musik seperti gendang yang dibuat dari bahan kayu yang tengahnya dilubangi atau dikerok isinya sehingga berlubang. Kemudian salah satu ujungnya ditutup dengan kulit rusa yang sudah dikeringkan. Sehingga ketika dipukul akan menghasilkan suara. Tifa terdiri dari yaitu, Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.
b)     Idiokoedo (Tatabuhan)
Bentuk alat musik ini seperti siter yang memiliki senar. Dimainkan dengan cara dipetik senarnya. Bagian utamanya terbuat dari kayu yang diukir dan dibentuk sedemikian rupa.
c)      Arababu
Sejenis rebab yang dibuat dari kayu. Namun sebagai ruang penghasil suara dibuat dengan bambu.
d)     Korno

Alat musik ini sangat unik karena terbuat dari bambu. Cara memainkannya adalah dengan cara ditiup.


Comments

Popular Posts