Tenses Oh Tenses
Kala cahaya merah matahari mulai
terbentang di ufuk barat, Nina gadis berusia 15 tahun masih enggan meninggalkan
kursi tua yang sudah ia duduki bejam-jam lamanya. Ia masih betah dengan lamunan
tugas-tugasnya yang menumpuk begitu banyaknya, sampai-sampai bingung mana yang
akan dikerjakannya terlebih dahulu. Namun, ada satu tugas yang membuatnya
sangat bingung untuk menyelesaikannya. Tugas itu ia dapat dari Bu Susi guru bahasa
Inggris yang mengajar di kelasnya. Nina mendapat intruksi dari Bu Susi untuk
menghafalkan enam belas tenses bahasa inggris
dalam tiga bentuk kalimat yaitu, kalimat positif, negatif, dan tanya
serta dihafalkan selama satu minggu. Waktu yang singkat semakin membuatnya
terjepit dalam suatu masalah yang sangat pelik.
|
source : unsplash
|
Lamunan berjam-jamnya tak dapat
menyelesaikan masalahnya, Nina pun memutuskan untuk masuk ke rumah dan berusaha
menghilangkan sesaat tugas itu dalam pikirannya. Mulai dikerjakannya tugas-tugas
lainnya yang sekiranya bisa ia kerjakan. Alhasil, mesikpun Nina sudah berusaha
menghilangkan pikiran itu tetap saja terlintas dalam pikirannya dan membubarkan
konsentrasi terhadap tugas yang sedang dikerjakannya. Karena konsentrasi yang
terbagi dua, sempat terlintas di pikirannya untuk menyelesaikan tugas tensesnya
dengan pergi ke rumah Tante Esti yang juga merupakan guru bahasa Inggris.
Sejenak dia berpikir hari apa esok? Dan setelah melihat kalender jawaban
menyenangkan berhasil ia dapatkan. Esok adalah hari Minggu, berarti ia dpat
pergi ke rumah Tante Esti. Segera Nina dihubungi Tante Esti dan membuat janji
dengannya.
Keesokan harinya setelah sarapan dan berkemas,
gadis 15 tahun itu langsung tancap gas menuju rumah Tante Esti. Tiga puluh
menit kemudian sampailah ia dirumah tantenya. Diketuknya 3 kali pintu rumah
bercat hijau itu.
“Tok...tok...tok... assalamu’alaikum tante.” sapa Nina.
“Walaikumsalam Wr.
Wb., eh Nina sudah datang ayo masuk.” jawab Tante Esti.
“Iya tante terimakasih.” balas Nina. Nina masuk dan duduk di sofa.
“Tante ambilkan minum dulu ya.” kata Tante Esti.
Sembari menunggu Tante Esti mengambilkan minum untuknya, Nina
menyiapkan tugas yang akan ditanyakan.
Beberapa waktu kemudian Tante Esti sudah membawa dua gelas jus jeruk
lengkap dengan camilannya.
“Ini jusnya diminum dulu kamu pasti sudah haus.” kata tante.
“Iya tante terimakasih, maaf merepotkan.” jawabku.
“Nggak ngrepotin kok,
tante malah seneng kamu maen ke sini,” ucap tante, “gimana , ada masalah dengan
tugas bahasa Inggrismu?”
“Begini tante, saya
itu dapat tugas untuk menghafalkan 16 tenses dalam waktu satu minggu, tapikan
tau kan kalau saya itu nggak bisaan kalau sama bahasa Inggris. Oleh karena itu,
saya datang ke rumah tante suapaya tante bisa mengajari saya.” balasku.
“Tensesnya dalam
kalimat apa saja? Positif, negatif, interogatif atau semuanya?” tanya tante.
“Maaf tante, mau
tanya interogatif itu apa ya?” tanyaku dengan bingung.
“Interogatif itu
kalimat tanya, Nin.” jawab tante.
“Owalah kalimat tanya
ternyata,” kataku, “semuanya tante yang disuruh menghafalkan.”
“O ya, sebentar tante
ambilkan medianya dulu.” katanya.
Setelah Tante Esti mengambil beberapa lembar kertas dan alat tulis.
Mulai ditulisnya beberapa kalimat dan menjelaskannya kepada Nina. Awalnya Nina
tidak mengetahui apa maksud dari tulisan tantenya. Namun, setelah dijelaskan ia
akhirnya mengetahui itu. Tulisan itu adalah beberapa kalimat yang termasuk
dalam 16 tenses dalam ditulis dalam 3 bentuk, yaitu : positif, negatif, dan
interogatif. Tante mulai menjelaskan, bahwa tenses itu bisa dibagi menjadi dua
golongan yaitu waktu, yaitu : present, past, future, dan past perfect; dan yang
kedua adalah time signal, yaitu : simple, continous, perfect, dan perfect
continous.
Selanjutnya, Nina dicontohkan satu kalimat yang dibuat
pattern
(rumus), dan untuk seterusnya beliau menyuruhku untuk membuat
pattern
dari kalimat-kalimat tersebut. Kemudian setelah Nina mengetahui 16 tenses
beserta patternnya, Tante Esti membuat tabel perkalian.
“Nah, sekarang kamu sudah tahu 16 tenses
dalam 3 bentuk kalimat beserta patternnya,” kata tante, langkah selanjutnya
mari kita buat tabel perkalian untuk memudahkan kita menghafalkan 16 tenses
tersebut.”
“Tante, jadi tadi yang barusan kita
pelajari ternyata 16 tenses?” tanyaku dengan bingung, “ternyata nggak susah ya
tante belajar tenses itu.”
“Betul itu, nah ini
dia tabel perkaliannya.” kata tante.
“Cara memakainya persis sama tabel
perkalian di matematika yang pernah kamu pelajari sewaktu SD. Misalnya simple
dikalikan sama present, sehingga tensesnya menjadi simple present tense, lalu
kata kerja yang digunakan adalah verb satu sehingga patternnya adalah S+Verb
1+O.” jelas tante.
“O
gitu, semakin mudah aja ya tante.” kataku.
“O ya jelas, lebih mudah lagi kalau
dihafalkan dengan lagu.” katanya, “kamu tau lagunya gaby yang judulnya tinggal
kenangan?” tanyanya.
“Iya, saya tau.” jawabku.
“Ehm... kalau sudah tahu sekarang kita
ganti liriknya menggunakan kalimat yang bertenses. Ini dia kalimatnya.”
“Ayo kita coba nyanyikan bersama, Nin.”
ajak tante.
Mulailah
mereka berdua bernyanyi.
Nyanyian
itu merupakan langkah terakhir yang diajarkan Tante Esti kepada Nina dalam
mempelajari 16 tenses. Nina pun sangat berterimakasih kepada beliau, karena
telah mengajarkan pelajaran yang sangat berarti dalam hidupnya. Tante Esti juga
berpesan kepada Nina agar ia terus mempratikkan yang telah dipelajarinya,
sehingga ia tidak akan lupa dan akan semakin mahir dengan tenses.
Sepulang
dari rumah Tante Esti, Nina terus mempelajari ulang dan mempraktikkan yang
telah diajarkannya. Hingga deadline menghafalkan tenses pun tiba. Di hadapan Bu
Susi, dia dengan lancar menyampaikan hasil hafalannya. Nina juga sebagai
penghafal pertama yag lancar menghafalkan 16 tenses dalam satu minggu, sehingga
ia mendapat nilai terbaik dari Bu Susi. Ia juga mengajarkan ilmu itu terhadap
teman-teman lainnya yang belum mahir menghafal. Nina sangat berteimakasih
kepada Tante Esti, berkatnya ia dapat meraih nilai terbaik serta dapat berbagi
ilmu dengan teman-temannya.
Comments
Post a Comment